Profil Desa Sumberwulan
Ketahui informasi secara rinci Desa Sumberwulan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Sumberwulan, Selomerto, Wonosobo. Mengupas peran sentral Tuk Surodilogo sebagai mata air suci yang menjadi pusat spiritual, sumber irigasi bagi lumbung padi, dan denyut nadi kehidupan masyarakat agraris yang religius.
-
Pusat Spiritual Mata Air Suci
Desa Sumberwulan adalah rumah bagi Tuk Surodilogo, sebuah mata air yang disakralkan dan menjadi destinasi utama wisata religi atau ziarah lokal, yang merupakan jantung spiritual dan identitas budaya desa.
-
Lumbung Padi yang Subur
Berkat aliran irigasi yang konstan dan melimpah dari Tuk Surodilogo, desa ini berfungsi sebagai salah satu lumbung padi penting di Kecamatan Selomerto, dengan produktivitas pertanian yang sangat tinggi.
-
Simbiosis Spiritualitas dan Agrikultur
Kehidupan di desa ini menunjukkan hubungan simbiosis yang kuat, di mana praktik pelestarian dan penghormatan terhadap sumber air suci di hulu secara langsung menjamin keberlangsungan dan kemakmuran lahan pertanian di hilir.
Di Kecamatan Selomerto yang subur, terdapat sebuah desa yang namanya seakan menyimpan sebuah janji puitis: Sumberwulan, atau "Sumber Air Rembulan". Nama ini bukanlah tanpa makna, sebab di jantung desa ini terdapat sebuah sumber kehidupan yang tak pernah kering, sebuah mata air suci yang dikenal dengan nama Tuk Surodilogo. Desa Sumberwulan adalah sebuah potret harmoni yang sempurna antara spiritualitas, alam dan agrikultur. Di sini, air tidak hanya dimaknai sebagai sumber daya alam, tetapi juga sebagai sumber berkah yang disakralkan, yang alirannya menghidupi jiwa sekaligus menumbuhkan padi di sawah.
Tuk Surodilogo: Pusat Spiritual dan Sumber Kehidupan
Identitas dan denyut nadi Desa Sumberwulan berpusat pada satu titik: Tuk Surodilogo. "Tuk" dalam bahasa Jawa berarti mata air, dan Surodilogo merujuk pada nama seorang tokoh leluhur yang diyakini sebagai penemu atau penjaga mata air tersebut. Situs ini bukan sekadar sumber air biasa. Dikelilingi oleh pepohonan rindang yang berusia ratusan tahun, mata air ini memancarkan aura ketenangan dan kesakralan yang kuat. Airnya yang jernih dan sejuk mengalir tanpa henti sepanjang tahun, menjadi simbol kehidupan yang abadi bagi masyarakat setempat.Karena nilai sejarah dan spiritualnya, Tuk Surodilogo telah lama menjadi destinasi wisata religi atau ziarah bagi masyarakat dari Wonosobo dan sekitarnya. Pada hari-hari tertentu, seperti malam Jumat Kliwon, banyak pengunjung datang untuk melakukan ritual, bersemedi, atau sekadar mengambil airnya yang dipercaya membawa berkah. Keberadaan situs ini menjadikan Sumberwulan sebagai desa yang memiliki peran spiritual penting di kawasannya.Namun fungsi Tuk Surodilogo tidak berhenti di ranah spiritual. Secara pragmatis, mata air ini merupakan infrastruktur alam paling vital bagi desa. Ia adalah hulu dari sistem irigasi yang mengairi ratusan hektare sawah di sekitarnya. Dengan demikian, Tuk Surodilogo secara bersamaan menjalankan dua peran krusial: sebagai pusat spiritual yang menenangkan jiwa dan sebagai sumber kehidupan yang menopang ekonomi.
Lumbung Padi Selomerto: Berkah Air yang Mengalir ke Sawah
Hubungan antara kesakralan Tuk Surodilogo dan kesuburan tanah Sumberwulan sangatlah nyata. Aliran air yang melimpah dan terjamin dari mata air suci ini memungkinkan Desa Sumberwulan menjadi salah satu lumbung padi paling produktif di Kecamatan Selomerto. Hamparan sawah bertingkat yang hijau dan subur mendominasi lanskap desa, menjadi bukti nyata dari berkah air tersebut.Para petani di Sumberwulan dapat menanam padi sepanjang tahun dengan sistem irigasi teknis yang sumber utamanya berasal dari Tuk Surodilogo. Stabilitas pasokan air ini menjamin produktivitas yang tinggi dan meminimalkan risiko gagal panen akibat kekeringan. Bagi masyarakat yang mayoritas adalah petani, menjaga kelestarian Tuk Surodilogo bukan hanya soal melestarikan budaya, tetapi juga soal menjaga keberlangsungan mata pencaharian mereka. Praktik menghormati sumber air di hulu menjadi sebuah kearifan lokal yang secara langsung berdampak pada kemakmuran di hilir.
Data Wilayah dan Denyut Kehidupan Komunitas
Desa Sumberwulan secara administratif berlokasi di Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Luas wilayahnya adalah 150,5 hektare. Berdasarkan data kependudukan terbaru per 25 September 2025, desa ini dihuni oleh 3.515 jiwa. Tingginya angka populasi di area yang relatif tidak luas ini menghasilkan tingkat kepadatan sebesar 2.336 jiwa per kilometer persegi, mencerminkan sebuah komunitas yang hidup di lahan yang sangat subur dan produktif.Kehidupan sosial masyarakatnya berjalan selaras dengan dua kalender utama: kalender pertanian yang mengatur waktu tanam dan panen, serta kalender spiritual-budaya yang terkait dengan hari-hari keramat untuk melakukan ritual di Tuk Surodilogo. Denyut kehidupan desa ini terasa tenang dan religius, mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Potensi Wisata Spiritual yang Menenangkan
Di tengah tren pariwisata massal yang riuh, Sumberwulan menawarkan sebuah alternatif: wisata spiritual yang menenangkan. Potensi ini tidak terletak pada wahana atau atraksi buatan, melainkan pada otentisitas pengalaman dan atmosfer sakral yang ditawarkan oleh Tuk Surodilogo dan lingkungan sekitarnya. Pengunjung yang datang tidak mencari hiburan, melainkan ketenangan batin, refleksi diri, dan pengalaman budaya yang mendalam.Pengembangan potensi ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menjaga kesakralan situs. Peran juru kunci dan masyarakat lokal sangat vital dalam mengatur tata krama pengunjung dan memastikan kebersihan serta kelestarian area mata air. Pengembangan fasilitas pun harus bersifat minimalis dan menyatu dengan alam, seperti perbaikan jalan setapak, penyediaan area istirahat yang teduh, dan papan informasi yang menceritakan sejarah serta filosofi Tuk Surodilogo.
Visi Masa Depan: Menjaga Kesakralan, Mengembangkan Kesejahteraan
Visi jangka panjang Desa Sumberwulan ialah menjadi sebuah "Desa Wisata Spiritual dan Agraris" yang berkelanjutan. Tantangan terbesarnya adalah menemukan titik keseimbangan antara membuka diri terhadap kunjungan dari luar dan menjaga nilai-nilai inti serta kesakralan yang telah diwariskan selama berabad-abad. Perlindungan terhadap kawasan tangkapan air (catchment area) di sekitar Tuk Surodilogo menjadi prioritas mutlak untuk menjamin keberlanjutan sumber mata air.Strategi ke depan dapat berfokus pada penguatan narasi budaya dan sejarah desa, serta menciptakan paket wisata yang mengintegrasikan pengalaman spiritual di Tuk Surodilogo dengan keindahan agrowisata sawah di sekitarnya. Dengan demikian, pariwisata tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga berfungsi sebagai sarana edukasi yang meningkatkan apresiasi pengunjung terhadap pentingnya menjaga harmoni antara alam, spiritualitas, dan pertanian.Pada akhirnya, Desa Sumberwulan adalah sebuah pengingat bahwa kekayaan sebuah desa tidak selalu diukur dari materi. Kekayaan terbesarnya terletak pada kemampuannya menjaga sumber air yang menjadi sumber berkah, sebuah kearifan yang memastikan bahwa selama air Tuk Surodilogo terus mengalir, kehidupan di desa ini pun akan terus tumbuh dan bersemi.